Pemandangan Manis di Bus

Dear,
Sepasang kekasih yang ada di bus tempo hari.
Sejauh ini tak ada satu pun benefit yang dapat kuambil dari menaiki sebuh bus miniarta, selain lebih sedikit rupiah yang harus dikeluarkan. Tak akan kautemui sopir berbaju rapi dengan kemudi yang hati-hati, begitu pula kondektur yang wangi dengan tutur kata yang sopan, bahkan tak jarang kautemui keributan yang hanya karena masalah kekuasaan tempat duduk. Keributan di sana-sini, bising klakson dari luar, dan pedagang asongan serta pengamen yang silih berganti naik turun menambah "indahnya" suasana bus miniarta. Namun, hari itu kutemui sesuatu yang berbeda. Hal yang membuat pemandangan lebih manis dari biasanya.
Adalah kalian, sepasang kekasih yang duduk bersebelahan tak jauh dari tempatku duduk. Seorang perempuan yang kuduga usianya di atas 50-an dan seorang lelaki yang mungkin berusia tak jauh darinya. Kau memakai kerudung berwarna cokelat dengan membawa sebuah tas berwarna hitam agak besar sambil memegang sebuah amplop cokelat yang bertuliskan nama rumah sakit. Sedangkan, suamimu hanya duduk tanpa membawa apa-apa. Namun, dari sorot matanya terlihat sangat lelah. Tak lama kemudian kau mengeluarkan selembar tisu untuk menyeka keringat yang bercucuran di wajah suamimu itu. Beliau tampak kelelahan, sepertinya sedang sakit. Atau mungkin amplop rumah sakit itu adalah hasil pemeriksaan atas penyakit yang diderita suamimu? Ah, aku hanya berspekulasi. Semoga kalian sehat-sehat saja.
Panas terus menghinggapi bus ini, mungkin suhunya bisa mencapai 30 derajat celcius. Dan, kaumasih saja sibuk menyeka keringat yang terus menetes di wajah suamimu itu. Sesekali kau mengipasinya dengan amplop yang kaupegang untuk memberikan sedikit angin segar kepada suamimu itu. Kaulakukan berulang kali dengan tanpa bicara, tanpa wajah kesal atau merengut, pun tanpa wajah yang kelelahan.
Hal seperti ini bukan hal yang biasa terjadi di depan mata. Melihat usia kalian yang tak lagi muda menandakan adanya cahaya yang tak pernah meredup selama puluhan tahun berjalan. Keberadaan kalian di bus ini mengisyaratkan kegetiran hidup yang harus ditelan dalam batang usia yang kian tinggi. Namun, yang kulihat adalah kalian yang tetap mengecap manis dalam getir. Amplop rumah sakit yang menandakan fisik dan jiwa yang mulai rapuh oleh karena sekian puluh tahun telah tergerus roda-roda kehidupan yang tidak selalu indah. Namun, yang kulihat adalah kalian yang saling menguatkan.
Kudoakan semoga kalian, mama papaku, dan seluruh pasangan yang mulai menua akan selalu menjadi pasangan yang saling menguatkan dengan bagaimanapun keadaannya. Sehat-sehat selalu, ya :')
Oiya, terima kasih, Bu, Pak, kalian menjadi pemandangan manis bus sore itu.




regard,
penumpang bus miniarta

4 komentar

  1. Terharu bacanya..goresan keyboard yang manis adikku.. :-)

    BalasHapus
  2. cinta itu bisa ditemukan di mana aja ya, hari ini nulis lagi ya

    -ikavuje

    BalasHapus
  3. Terima kasih kakakkuuu rajin-rajin baca blog aku yaaaaa :)

    Kak Ikaaa: Iyaaa kak :"") siaaaaap

    BalasHapus
  4. Udah lama ga sesedih ini hiks

    BalasHapus