Menjadi Ibu





Rasanya Menjadi ibu

Menjadi ibu ternyata tidak mudah. Akan ada saatnya menjadi manusia paling resah dan hanya ada perasaan bersalah. Meski memiliki anak adalah anugerah, bukan berarti bisa hidup tanpa masalah. Ada banyak aspek kehidupan yang otomatis ikut berubah dan kita menerimanya dengan pasrah. Namun, status ibu tetap menjadi sebuah berkah dengan kebahagiaan yang melimpah.

Menjadi ibu itu gampang-gampang rumit. Pekerjaan rumit ini tidak ada sekolah formalnya, kita harus inisiatif belajar sendiri. Di tengah sulitnya belajar, kita harus selalu siap dikoreksi. Sebagai kaum (perempuan) yang hidupnya dipenuhi beragam standar masyarakat, sosok ibu sangat rentan dihakimi dan minim apresiasi. Salah sedikit pasti dikoreksi, giliran benar yaaa jangan harap dipuji apalagi dapat gaji. Sebab, ibu adalah sebuah proses belajar sekaligus pekerjaan tanpa henti. 
Hal tersulit dari mejadi ibu

Menjadi ibu juga berarti siap pada penghakiman atas berbagai pilihan. Hal tersulit adalah kala terjebak antara apa yang kita percaya dan "perintah orang tua". Metode asuh yang berbeda kerap kali terjadi . Perbedaan pasti ada dan sangat lazim terjadi. Ilmu yang saya dapat dari membaca, pada akhirnya akan kalah dengan omongan orang tua. Biasanya alasan para orang tua menolak ilmu pengetahuan karena percaya akan pengalamannya terdahulu. Bisa jadi tidak ada yang benar-benar benar dan tidak ada yang benar-benar salah. Jurnal-jurnal ilmiah yang kita baca tentunya telah melewati beberapa fase uji klinis dan memiliki bukti empiris yang cukup kuat. Namun, perintah orang tua atau omongan sekitar juga tak sepenuhnya salah sebab mereka mengukuhkan pendapatnya lewat pengalaman yang pernah dialami dan memang cukup terbukti. Dalam hal ini seorang ibu sangat dibutuhkan keteguhan hatinya untuk meyakinkan metode asuh mana yang ia harus gunakan. Jangan sampai hanya ikut-ikutan saja atau asal nurut omongan orang lain.  Namun, percayalah kata hatimu yang paling baik, hanya ibu yang berhak sepenuhnya atas hidup anaknya kelak di masa depan. 

Menjadi ibu yang bahagia

Menjadi ibu artinya menjadi sosok yang multiperan. Benar, ia mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Namun, bukan berati mereka adalah seorang pahlawan kesiangan yang dituntut menjadi sosok mulia yang hampir saja sempurna. Padahal, tidak juga. Karena stigma itulah, banyak ibu akhirnya kewalahan dan melupakan sebuah hal mendasar yang ada dalam dirinya. Ketahuilah, bahwa ibu bukan pahlawan sakti yang selalu bisa tahan sakit, atau si tabah yang tak mudah marah. Ia juga bukan si tangguh yang pantang mengeluh. Ibu tetaplah manusia biasa yang bisa sakit, marah, kesal, kecewa kapan saja.

Banyak ibu sibuk menjadi bijaksana untuk anaknya atau istri yang setia untuk suaminya. Namun, ia melupakan satu hal, yakni menjadi sosok perempuan yang bahagia untuk dirinya sendiri. Padahal, kunci dari membahagiakan sekitar adalah kitanya yang harus terlebih dahulu merasa bahagia. Jangan lupa sisipkan waktu sendiri atau me time, lakukan hal-hal yang membuat hati merasa senang, dan jangan lupa untuk berbagi tugas yang dengan suami. Sebab, memiliki anak adalah pekerjaan berdua sejak proses pembuatan hingga tumbuh mendewasakannya. Yuk, jadi ibu yang bahagia. Sebab, dari ibu yang bahagia akan lahir generasi yang bahagia juga. 

Kalau hal yang menyenangkan buat saya selain membaca, jalan-jalan, dan makan, saya juga suka menulis. Dengan menulis kita bisa mengekspresikan emosi kita lewat kata dan mengisi waktu luang agar nggak terbuang sia-sia. Kalau kamu suka nulis juga, yuk ikutan kelas menulis di ruangaksaraku.com. Di sana kita nggak cuma belajar tentang nulis, tapi juga bisa baca-baca tulisan teman yang lain dan bertukar pikiran sesama penulis. 






13 komentar

  1. Itulah alasan ibu2 sering mengalami baby blues syndrome😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa mba yg sering dianggap sepele, padahal kesehatan mental seorang penting banget

      Hapus
  2. Rasanya menjadi ibu itu kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, Mbak. Harus bisa jumpalitan hehe... Semoga dengan ikutan Ruang Aksara kita makin semangat ngeblog dan berbagi yah...

    BalasHapus
  3. Walaupun aku belum jadi ibu, tapi bisa kerasa sulitnya. Tapi semuanya pasti bisa dilalui, ayo wanit kuat semangat ^^

    BalasHapus
  4. Iyaa, kadang perempuan merasa tidak berhak punya kehidupan sendiri setelah punya suami dan anak, mengabdikan diri istilahnya..padahal kita tetap manusia, yang punya impian, cita-cita dan keinginan, harus tetap bahagia ya..

    BalasHapus
  5. Menjadi ibu itu nano nano rasanya, ada saat bahagia banget melihat pertumbuhan anak-anak, ada saat lelah banget krn pekerjaan gk ada selesainya.. tapi tetep harus semangat ya mbak :)

    BalasHapus
  6. Ibu memang perempuan yang hebat. Itu sebabnya surga ada di telapak kaki ibu ya, Mbak.
    Makasih sharingnya, Mbak :)

    BalasHapus
  7. Wah, saya setuju mbak, menjadi seorang ibu berarti siap untuk belajar dan berproses tanpa henti :) semangat terus mbak!

    BalasHapus