Teruntuk, sahabat-sahabat terbaikku. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya.
Akhir-akhir ini cuaca sedang tidak bersahabat, semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Kuharap kalian masih memegang mimpi kalian erat-erat. Jangan khawatir, jika suatu saat realita berbenturan dengan harapan yang sudah kau tanam kuat-kuat. Karena takdir memang seperti itu, tidak bisa kautolak seenak jidat. Hanya perlu sabar yang tiada berkarat. Meski kita tidak serupa dengan malaikat.
Hidup memang seperti ini, butuh berakit-rakit ke hulu agar bisa berenang ke tepian; butuh kemarau yang tiada henti agar merasakan sejuknya hujan sehari; butuh mendaki ribuan meter-di-atas-permukaan-laut untuk dapat menikmati indahnya mengantarkan matahari pulang ke ufuk barat; butuh merasakan ruginya banjir untuk dapat merasakan sesal telah membuang sampah sembarangan.
Hidup memang seperti itu, serupa hujan yang turun di musimnya. Sebagian menjadikannya musibah, sebagian menjadikannya anugerah. Jika memang hujan terlalu membuatmu takut, datanglah kepadaku. Meski aku bukan payung, sekiranya cukup untuk membuatmu berteduh.
tertanda,
sahabatmu yang selalu memelukmu dengan doa
dan datanglah kepadaku apapun cuaca dihatimu. meski aku tidak bisa sepertimu membuat teduh, aku masih bisa menghalau seperti fungsi lain dari payung. terima kasih shintadari atas surat yg indah ini :)
BalasHapusJarang-jarang nemu surat puitis gini, hebat kak :)
BalasHapus