Alam Bebas, Perjalanan, dan TNGGP

Apa yang kau ketahui tentang alam bebas, perjalanan, dan... mendaki gunung? Apa masih ada yang menganggapnya sesuatu hal yang biasa saja? Believe me, ini bukan lagi sesuatu yang dapat disebut biasa. It’s really so excited moment that I ever had!

Awalnya aku  pikir ini hanya akan menjadi angan-angan yang mengitari ruang pikiranku kerap kali ada orang yang bercerita tentang naik gunung. Namun, ternyata Tuhan selalu cara untuk mewujudkannya dengan cara-cara yang seringkali kita sebut ‘kebetulan’, dan 'kebetulan' itu datang lewat seseorang bernama Yogi Gustaman. Seseorang yang mengajak sekaligus telah mengenalkanku pada dunia ini dan kini membuatku- untuk pertama kalinya- mempunyai  kesempatan untuk mengenal alam bebas secara lebih dekat, menikmati sebuah perjalanan ekstrim nan menyenangkan yang disebut dengan mendaki gunung. Dan akhirnya pada susatu waktu yang telah ditentukan, bersama kedelapan teman lainnya kami melakukan perjalanan ke Gunung Gede di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang terletak di kawasan Cibodas, Jawa Barat. 

Perjalanan dimulai Jumat (20/6) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Kami memulai pendakian malam hari, di saat orang lain sedang enak-enaknya tidur atau lebih baik selimutan di kamar kami malah "jalan-jalan di tengah hutan". Eh tapi ada sensasi yang luar biasa dari sekadar orang-orang yang hanya tidur di kamar, lho! Mereka mungkin hanya akan melihat sekotak langit-langit yang berwarna putih polos atau dengan sedikit bolongan kecil karena gigitan tikus dan cahaya dari lampu di tengah, ya segitu saja tak ada yang menarik. Namun, ketika di alam terbuka coba sedikit dongakan kepala ke atas atau rebahkan tubuh  ke tanah dan lihatlah ke atas maka kalian akan lihat hamparan langit yang hitam pekat dengan taburan bintang yang berkelap-kelip mesra seakan-akan langit begitu dekat. Setelah beberapa puluh menit pendakian kita akan mendengar gemuruh air terjun yang terdapat jauh di bawah, tapi dapat kita dengar secara jelas dan selebihnya hanya suara jangkrik yang bersahutan karena pendakian kami dilakukan pada malam atau tepatnya tengah malam. Setelah itu, kita akan menemukan sebuah medan yang menurutku mengerikan, ada lereng curam yang dialiri air panas bersuhu hingga 70 derajat Celcius. jalannya sangat sempit dan licin, pendaki diminta untuk berhati-hati melewati jalur ini. 

Air panas berupa lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air panas dengan suhu yang mencapai 70°C - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html#sthash.ZgCmjXXp.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html
Muhammad Chamdun
Air panas berupa lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air panas dengan suhu yang mencapai 70°C - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html#sthash.ZgCmjXXp.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html
Muhammad Chamdun
Air panas berupa lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air panas dengan suhu yang mencapai 70°C - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html#sthash.ZgCmjXXp.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html
Muhammad Chamdun
Setelah kurang lebih 4 jam , dengan napas yang tersengal, kaki yang pegal, akibat jalan bebatuan yang berjejal, akhirnya kami sampai di ketinggian sekitar 2220 mdpl tepatnya di pos kandang batu. Kami kemudian mencari sedikit space untuk memasak dan beristirahat. Tempat tersebut dinamakan kandang batu karena di sana banyak material batu yang berasal dari letusan gunung gede. Kami memutuskan untuk bertenda di sana hingga pagi menjelang. Pagi harinya pukul 09.00 WIB setelah selesai memasak dan membereskan barang bawaan, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak gede. Kupikir jalan bebatuan berjejal yang semalam kami lewati akan berakhir di kandang batu, ternyata  kali ini lebih ekstrem karena lintasannya yang lebih menanjak dari sebelumnya. Kami membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk dapat sampai di puncak gede. Sebelum tiba di puncak kami singgah di kandang badak untuk beristirahat sejenak dan sebagian dari kami mencari air untuk persediaan kami hingga di puncak. 

Perjalanan dari kandang badak sampai puncak gede memerlukan waktu sekitar 2 jam. Jalur yang kita lalui semakin terjal bahkan ada jalur yang dinamakan tanjakan setan. Setelah melewati tanjakan setan dantanjakan-tanjakan yang melebihi tanjakan setan hingga kita namai tanjakan iblis, akhirnya kami sampai di jalan berpasir dan berbatu. Di sana terdapat kawah gunung gede yang sangat indah namanya kawah ratu dan kawah wadon. Dengan semangat juang yang hampir sisa-sisa kami terus menapaki jalan pasir berbatu hingga sampai akhirnya tiba di puncak gede 2958 mdpl. Di sana kita bisa berdiri di lereng yang sangat curam sambil memandangi kawah gunung gede yang sangat mempesona, dan kita juga bisa melihat ke bawah ada alun-alun suryakencana yang tak kalah indahnya dengan latar belakang gunung gemuruh. Aku sedikit menyesal tidak banyak mengabadikan panorama-panorama indah ciptaan-Nya tersebut, namun sudah sangat bersyukur dapat diizinkan pernah melihatnya secara langsung.

Alam bebas mengajari kita banyak hal, salah satunya bagaimana agar kita selalu menghargai alam sebagaimana alam telah menyediakan kita tempat yang begitu indahnya, tapi dia juga bisa marah sewaktu-waktu ketika kita sudah tak lagi acuh untuk menjaga dan melestarikannya. Kita juga harus berhati-hati dan tidak berlaku semena-mena sebgaimana manusia yang pula tak ingin diperlakukan demikian. Alam mengajarkan kita tentang rasa peduli terhadap sesama karena hubungan timbal balik akan selalu ada.

Begitu pula tentang perjalanan yang melahirkan banyak pelajaran. Selalu ada goresan cerita dalam setiap perjalanan. Perjalanan mendaki gunung yang harus melewati jalan bebatuan terjal dan medan-medan yang curam mengingatkan kita pada perjalanan hidup yang tidak selamanya landai dan mulus-mulus saja. Kita harus melewati beberapa aral melintang yang mau tak mau harus kita hadapi karena bisa saja datang tiba-tiba. Tentang bagaimana kita mengendalikan dan melawan emosi, keegoisan, amarah, dan rasa sakit yang ada dalam setiap perjalanan. Setelahnya, kita akan menemui beberapa hal-hal mengagumkan yang bernama kebahagiaan, seperti menikmati udara sejuk, mendengar suara gemuruh suara air terjun, dan dapat melihat pemandangan-pemandangan indah nan memesona. Lalu, kepuasan untuk sampai di puncak adalah hadiah dari suatu perjalanan yang mengagumkan.
yeay! aku dapat hadiahnya :)


(Shinta-Hanum)Kandang Batu, bersama teman yang baru saja dikenal sesaat sebelum pendakian, teman satu tenda sekaligus teman perempuan seperjuangan di kala mendaki. Nice to meet you, Hanum ;)

 
(Hanum, Shinta, Dili, Yogi, Rio)
(Yogi-Shinta) Puncak Gede 2958 mdpl. "Damai Kami Sepanjang Jalur"



and here we are the team TNGGP 20-22 Juni 2014, Puncak Gede 2958 mdpl (Dili, Briyan, Restu, Hanum, Ariq, Yusuf, Okta, Yogi, Shinta, dan Rio)



dan.... terima kasih kalian yang sudah menciptakan kebersamaan yang sangat teramat baik dalam perjalanan ini. 

1 komentar

  1. rahmat, cutuy, bembem, ngai, ucup, cedut, item.. yang bener cuma yogi :p

    BalasHapus