Sungai
Rabu, 26 Maret 2014
"Fa, kamu masih kuat mendayung perahu ini? sepertinya ujung masih jauh? apakah kau masih sanggup?"
Kayla menatap Rafa yang kepayahan mendayung perahu. Rafa menggeleng dan tersenyum.
"Arusnya bisa saja tiba-tiba deras, Fa. Kamu harus hati-hati ya!"
Kali ini Kayla menggenggam tangan Rafa, sembari sesekali mengelap keringat yang bercucuran.
"Oiya, Fa. Kamu masih ingat ga pertama kali kita mulai mengarungi sungai ini?"
Rafa mengerutkan keningnya, mencoba berpikir namun nihil. Rafa menggelengkan kepalanya dengan tatapan yang menafsirkan jawaban tidak tahu.
"Aku juga tidak tahu, Fa. Waktu itu kita terdampar di sungai yang sama lalu kita berjalan bersama sampai akhirnya kita memilih untuk selalu berjalan bersama di dalam satu perahu. Saat itu arusnya deras sekali, tapi kita hebat ya, Fa bisa mengendalikannya bersama-sama. Semoga sampai nanti kita tetap bisa mengarungi sungai ini ya, Fa?"
Rafa tersenyum menatap gadis mungil yang sejak tadi berceloteh tentang perjalanannya.
"Iya, nona bawel. Sudah ya bawelnya sisakan untuk nanti, untuk mengingatkanku jika aku lupa atau sekadar menyemangatiku jika aku payah. Perjalanan masih jauh, kamu harus banyak istirahat" Ucap Rafa sambil mengecup keningnya.
Mereka terus menenuskan perjalanan di dalam perahu bertuliskan waktu, mengarungi sungai bernama kehidupan dengan tujuan kebahagiaan.
Labels:
#ff2in1 nulisbuku,
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar