Hai, Mas, apa kabar? Sudah berapa senti lingkar perutmu, apakah jumlahnya semakin bertambah? Yang jelas pasti semakin gendut. Baiklah, ini tidak penting untuk dipertanyakan. Aku menulis surat ini karena aku kangen, mas. Kaget kan aku kangeni? Sama aku juga kaget haha. Iya, mas aku kangen jadi adiknya mas, kangen nyanyi sama main gitar bareng, padahal nada dan suara gitarnya entah ke mana, kangen nonton film, karokean sampe gila, cerita-cerita sampai hal yang nggak penting banget, denger lawakan mas yang garing, tapi aku tetep ketawa dan hal-hal lain yang biasa kita lakukan bertiga sama mba ica juga.
Oiya, mas. Sekarang adikmu ini sudah dewasa. Umurnya saja sudah tak dapat disebut belas lagi. Ternyata, menjadi dewasa itu tidak mudah ya, mas? Banyak hal sulit yang harus kita hadapi, belum lagi caci dan benci yang harus ditemui, begitu pula pilihan-pilihan rumit yang harus kita lewati. Aku tahu kausudah lulus melewati itu semua. Perihal kehidupan, apa yang kau dapati hari ini bukan tanpa perjuangan sebelumnya, kan? Iya, aku lihat itu semua. Sebelumnya, kaupernah melewati beberapa step dalam kehidupan hingga yang terperih sekalipun. Sebelum menjadi seperti ini, kaupernah melewati pekerjaan yang bahkan mungkin tak pernah kauinginkan sebelumnya. Menjadi pelayan restoran, operator di sekolah, pegawai sebuah pabrik, hingga menjadi pengangguran selama beberapa bulan, bukan hal yang ringan bukan? Kaupernah bilang bahwa bekerja tidak perlu mengeluh, kerjakan semua hal dengan ikhlas selama kaumasih butuh pekerjaan, sampai akhirnya pekerjaan yang akan membutuhkanmu dan kautidak perlu bersusah payah lagi.
Semua usaha hingga sabar yang hampir sisa-sisa sudah kaukerahkan, hingga air mata yang mengendap kerap kali kaumenyadari betapa berat yang sudah kaupikul. Namun, perlahan kaumampu ubah semua. Kaumampu mengubah kecewa menjadi bangga, caci menjadi puji, dan lelah-lelah yang kini menjadi bahagia.
Perjalanan hidupmu adalah guru dan aku adalah seorang pelajarnya. Kadang aku berhasil kadang aku gagal. Persoalan menjadi anak yang tidak cengeng aku masih gagal, mas. Kadang aku hanya ingin jadi adiknya mas, yang bisa nangis dan ngambek kapan aja, tapi aku sudah dewasa dan tidak setiap orang di sekitarku bisa menerima dan mengertinya. Baiklah, yang ini mungkin harus banyak belajar lagi. Doakan aku ya, mas.
Selamat menjalankan tugas sebagai suami yang baik dan kelak menjadi ayah yang selalu melindungi anak-anaknya.
Loved,
Adik bungsu yang tak pernah ingin disebut manja.
terharu biru bacanyaa..semangatt ya adikku yang manja (mandi jarang klo lagi libur hehe)...terima kasih kalo mas mu yang ganteng maksimal ini udah jadi sebagian inspirasi..gw pernah dan pengen sempet mau jadi penulis tapi mungkin ga ditekunin aja ya..Alhamdulillah kalo ade aku yang cantik ini bisa tekunin jadi penulis..semangatt ya...kamu memang ga bisa jadi raditya dika atau penulis hebat lainnya..tapi kamu bisa lebih hebat dari mereka hehe...jadi kepkiran bikin blog juga gw bul hehe...kebanyakan kayanya nih komennya..gw mau tipex ga bisa hehehehe..
BalasHapusmakasi semanatnya masku yang gendut maksimal gilanya ga ilang ilang yak ahaha, ya semangaaaatttttsss i love you uwuwuw :*
BalasHapus