Kepada: rasa malas.
Hey, kenapa kau datang lagi? Kau selalu saja datang di saat aku harusnya melakukan sesuatu yang lebih berarti daripada hanya -membuang waktu- untuk bersamamu. Aku hafal sekali kau pasti datang di saat hari libur tiba tapi kini kau ebih sering datang, di hari apa saja. Padahal, tidak seharusnya seluruh waktuku kuhabiskan bersamamu. Bodohnya, aku sangat lemah untuk kau tikam. Lalu kau siram aku dengan racunmu yang akhirnya melumpuhkan hampir seluruh jaringan organ tubuhku. Seperti racun yang kau lilipkan di mataku hingga membuatnya hanya ingin terpejam. Padahal, ada setumpuk buku yang harus ku baca untuk menambah sebagian ilmu, soal-soal yang harus kupelajari, atau untuk melihat dunia yang harus kusaksikan perputarannya meski akhirnya membuatku pusing. Kadang kau menggelayuti kakiku, membuatnya tak ingin bergerak. Padahal, banyak tempat yang harusnya kutapaki dan kujelajahi untuk mengikuti waktu yang terus berputar, jika kau terus menggelayuti kakiku maka aku tidak pernah maju dan hanya berjalan di tempat. Kadang kau juga menarik-narik tanganku untuk tak melakukan apa-apa. Padahal banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan dengan tidak bersamamu. Bagaimana aku bisa mengeksplorasi dunia ini jika arus perputarannya tak ikuti, aku hanya diam bersamamu, dan hidupku dalam kesia-siaan.
Rasa malas, pergilah! Aku tak ingin kau tinggal terlalu lama. Masih banyak hal yang bermanfaat untuk aku lakukan, aku tak ingin menghadirkan kata penyesalan di akhir masa tuaku nanti. Meski aku masih tak mengerti apakah kau yang terlalu tangguh untuk dikalahkan atau aku yang terlalu lemah untuk melawanmu? Yang jelas orang-orang yang mampu mengalahkanmu adalah orang-orang yang hebat. Dan aku ingin menjadi hebat seperti mereka.
Hey, rasa malas apapun caramu , mulai saat ini aku akan berjuang melawanmu!
Tertanda,
Yang sedang berjuang mengalahkan rasa malas
yang ini juga kerenn nih hehe...semoga ga malas lagi adikku.. :-)
BalasHapus