Dear
kamu,
Hei, boleh pinjam waktumu? Aku hanya minta sedikit..sedikit saja. Jika ada dua
puluh empat jam sehari maka izinkan aku meminta separuh darinya. Tapi rasanya
terlalu egois jika aku meminta semuanya, baiklah aku perincikan saja. Separuh
dari dua puluh empat jam adalah dua belas jam, maka itu berarti ada tujuh ratus
dua puluh menit yang kau punya untukku. Jika dikalikan tiga ribu enam ratus
maka akan menjadi empat puluh tiga ribu detik. Dan jika dikalikan seribu maka
itu berarti ada 43200000 milisekon waktu yang kau punya untukku. Wah, itu
banyak sekali. Namun, bersediakah kau memberikan seluruhnya untukku? Tapi
rasanya masih terlalu egois. Bagaimana jika kamu saja yang menetukan. Aku
mungkin hanya butuh sekian milisekon untuk menjelaskannya. Jika tidak dapat kau
berikan jutaan maka ratusan saja, jika tidak juga maka puluhan saja jika tidak
juga.... Baiklah ijinkan kau mengetahuinya saja. Dan jika kau juga enggan
mengetahuinya baiklah akan kujelaskan kata ini menjadi butiran kristal yang
siap mengalir deras di mataku. Apakah engkau masih tak bersedia melihatnya?
Baiklah aku tidak butuh dilihat akan kubiarkan ini semua mengalir begitu saja.
Tentu saja karena aku tak dapat menghentikannya. Ya aku tidak bisa. Akan
kutunggu sampai waktunya membeku dan kata yang ingin kusampaikan itu tak
bermakna lagi, dan jangan salahkan aku jika aku berhasil melenyapkannya dan
merubah arti kata tersebut.. Tapi rasanya aku belum bisa. Karena.. Aku tak
pernah melihat rasa itu ada ujungnya. Ya aku hanya ingin berkata "aku
merindukanmu" itu saja.
Itu Saja
Senin, 14 Januari 2013
*ditulis dalam keadaan random dan tidak bisa tidur di tengah malam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

nice shinta, kata-katanya bikin merinding :')
BalasHapusaaaah nindya ini ga jelas loh apadahal :D ayooo semangat menulis lagi!!
BalasHapus