Itu Saja


Dear kamu, 
Hei, boleh pinjam waktumu? Aku hanya minta sedikit..sedikit saja. Jika ada dua puluh empat jam sehari maka izinkan aku meminta separuh darinya. Tapi rasanya terlalu egois jika aku meminta semuanya, baiklah aku perincikan saja. Separuh dari dua puluh empat jam adalah dua belas jam, maka itu berarti ada tujuh ratus dua puluh menit yang kau punya untukku. Jika dikalikan tiga ribu enam ratus maka akan menjadi empat puluh tiga ribu detik. Dan jika dikalikan seribu maka itu berarti ada 43200000 milisekon waktu yang kau punya untukku. Wah, itu banyak sekali. Namun, bersediakah kau memberikan seluruhnya untukku? Tapi rasanya masih terlalu egois. Bagaimana jika kamu saja yang menetukan. Aku mungkin hanya butuh sekian milisekon untuk menjelaskannya. Jika tidak dapat kau berikan jutaan maka ratusan saja, jika tidak juga maka puluhan saja jika tidak juga.... Baiklah ijinkan kau mengetahuinya saja. Dan jika kau juga enggan mengetahuinya baiklah akan kujelaskan kata ini menjadi butiran kristal yang siap mengalir deras di mataku. Apakah engkau masih tak bersedia melihatnya? Baiklah aku tidak butuh dilihat akan kubiarkan ini semua mengalir begitu saja. Tentu saja karena aku tak dapat menghentikannya. Ya aku tidak bisa. Akan kutunggu sampai waktunya membeku dan kata yang ingin kusampaikan itu tak bermakna lagi, dan jangan salahkan aku jika aku berhasil melenyapkannya dan merubah arti kata tersebut.. Tapi rasanya aku belum bisa. Karena.. Aku tak pernah melihat rasa itu ada ujungnya. Ya aku hanya ingin berkata "aku merindukanmu" itu saja.

 







*ditulis dalam keadaan random dan tidak bisa tidur di tengah malam

2 komentar

  1. nice shinta, kata-katanya bikin merinding :')

    BalasHapus
  2. aaaah nindya ini ga jelas loh apadahal :D ayooo semangat menulis lagi!!

    BalasHapus